
Desa Wisata Lalang terletak tepat di pinggiran Ibu Kota Kabupaten Belitung Timur yaitu Kota Manggar. Jarak Desa Wisata ini dari pusat kota manggar hanya 2,2 km yang dapat ditempuh hanya dalam waktu 4 menit, sedangkan jarak dari Bandara H.A.S Hanandjoedin sekitar 70 km dan dapat ditempuh sekitar 1 Jam 12 menit. Desa wisata ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Kelekak Nyiur” Desa Lalang yang beranggotakan pemuda-pemudi yang peduli akan potensi desa yang meliputi sejarah, budaya dan keindahan alamnya. Mereka bermimpi menjadikan potensi tersebut sebagai salah satu jalan menggapai kesejahteraan bagi masyarakat Desa Lalang. Kelompok yang berdiri sejak Maret 2017 ini terus berkomitmen menggapai mimpi untuk menjadikan Desa Wisata Lalang menjadi salah satu destinasi di Pulau Belitong yang berhasil dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat desa dan merubah mindset masyarakat dari kuli tambang menjadi pelaku pariwisata. Dikarenakan masa kejayaan tambang timah akan segera berakhir dan diperlukan sumber ekonomi baru bagi masyarakat yaitu pariwisata.
Desa Lalang adalah sebuah kampung yang terbentuk ketika perusahaan tambang timah Belanda “Billitone Maatschapaj” di era 1800an akhir mulai membuka tambang timah di areal ini. Tambang yang dibuka bernama tebat bengkoang/mengkuang . Semenjak adanya tambang, perkampungan mulai terbentuk di areal sekitar tambang dan diyakini sebagai awal mulanya desa lalang terbentuk. Sejarah panjang pertambangan timah di areal ini menjadikan Desa Lalang sebagai pusat peradaban modern sejak tahun 1900an oleh perusahaan timah Belanda yang dibuktikan dengan peninggalan-peninggalannya yang tersisa di Desa Lalang. Menariknya dari sejarah dimasa penjajahan Belanda khususnya di Desa Lalang hubungan antara Belanda dengan penduduk pribumi terkesan “akur”. Hal ini dikarenakan Belanda sama sekali tidak melarang kegiatan kebudayaan yang ada untuk terus dilakukan bahkan dalam perayaan perusahaan Belanda, kesenian masyarakat lokal sering di pertunjukkan. Selain itu, berbagai macam kebutuhan masyarakat lokal juga selalu dipenuhi oleh perusahaan Belanda ketika itu mulai dari pendidikan, Natura hingga listrik diberikan yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada masyarakat lokal melalui Electrische Centrale yang diklaim terbesar kedua se-Asia Tenggara kala itu. Berangkat dari sejarah panjang inilah, Desa Wisata Lalang mulai dirintis dengan branding “ Negeri Timah Sejuta Kenangan “ oleh Pokdarwis Kelekak Nyiur Desa Lalang dengan mengusung konsep EduHistorical Tourism.
Berkunjung ke Desa Wisata Lalang pengunjung akan merasakan berbagai pengalaman baru dalam mengenal dan menggali kebudayaan yang masih bertahan hingga sekarang disamping bonus menikmati pemandangan bukit serta pantai yang indah. Berikut beberapa destinasi yang bisa dikunjungi :
- Bukit Samak
Bukit Samak adalah kawasan elit yang dibuat oleh perusahaan timah Belanda kala itu sebagai representatif teknologi Eropa di Pulau Belitong. Bukit Samak dijadikan Belanda sebagai pusat kegiatan perusahaan Timah Belanda yang didalamnya terdapat pemukiman elit Belanda, pusat perkantoran, pusat transportasi (stasiun Trem), pusat pendidikan, pusat kesehatan, Pusat peribadatan, pusat olahraga hingga pusat hiburan. Peninggalan-peninggalan yang masih bisa ditemui hingga sekarang diantaranya : Kulong Minyak/Tebat Bengkoang/Mengkuang (eks tambang timah terbesar di distrik manggar kala itu), Ground Zero EC/Electrische Centrale (eks pembangkit listrik terbesar kedua di Asia Tenggara), AC/Ambacht Cuursus (Sekolah teknik Belanda), ELS/Europe Lagere School (Sekolah Dasar Elit Belanda) dan Rumah Muncong A2 (Rumah Petinggi Perusahaan Timah Belanda). Disamping banyak nilai sejarah yang tersimpan di Bukit Samak panorama perbukitan juga tidak bisa dilepaskan dari pesonanya.
- Pantai Oliepier
Pantai ini adalah eks dermaga kapal-kapal pengangkut minyak yang digunakan oleh perusahaan Timah Belanda. Pantai ini merupakan spot berburu matahari terbit terbaik dengan tiang-tiang dermaga yang masih tersisa menambah keeksotisan pantai ini disamping juga menjadi spot bagi angler-angler lokal dalam menyalurkan hobinya.
- Pantai Golf
Sesuai namanya areal pantai ini dulunya adalah lapangan golf yang dibangun oleh perusahaan Timah. Hamparan hijau rumputnya masih terpelihara hingga sekarang dan pada sore hari masih sering digunakan oleh warga-warga lokal yang hobi olahraga golf untuk latihan secara gratis.
- Pantai Keramat
Pantai ini ditandai dengan sebuah batu keramat yang konon dulunya digunakan sebagai alas shalat oleh salah satu penyebar agama Islam di Pulau Belitong yang menambah keeksotisan areal pantai ini.
- Pantai Nyiur Melambai
Pantai ini sering juga disebut dengan Pantai Lalang. Hamparan pasir putih dan pohon cemara laut yang berjejer membuatnya begitu ikonik. Di musim-musim tertentu pantai ini akan dipenuhi oleh penduduk lokal yang mencari ikan dan udang dengan menggunakan alat tangkap tradisional.
- Galeri Kejayaan Sejarah TImah Belitong
Galeri ini diinisiasi oleh Pokdarwis Kelekak nyiur Desa Lalang dengan menampilkan sejarah kejayaan Timah Belitong dan Budaya Desa Lalang dengan pendekatan desain interior yang instagramable dan penyampaian informasi dengan menggunakan pendekatan digital.
Dengan Jargonnya “Singga Be” dalam bahasa Belitong yang bermakna ajakan untuk singgah dan merasakan keakraban khas masyarakat Desa lalang.