Selamatan Kampong

Warisan Budaya

  • Adat Istiadat
  • Ritus

Kondisi Potensi Budaya

Masih Bertahan

Prosesi Adat Selamatan Kampong telah dilaksanakan secara turun temurun dan wajib dilaksanakan untuk menjaga keamanan dan ketentraman Kampong/Desa oleh tetua adat yang disebut dengan Dukun Kampong. Hingga sekarang prosesi adat ini masih terus dilakukan hanya saja yang berbeda adalah keterlibatan masyarakat untuk hadir di dalam prosesi sudah jauh berkurang. Bahkan banyak masyarakat sekarang yang sudah tidak peduli dan selalu membenturkan dengan kepercayaan agamanya. Padahal tujuan dari Selamatan Kampong ini adalah untuk menjaga dan menghormati tradisi leluhur serta sebagai wujud rasa syukur kepada pencipta dalam menjaga keseimbangan antara dunia dengan ghaib.

Selamatan Kampong adalah tradisi turun-temurun yang dilaksanakan di semua Kampong/Desa di Belitong. Prosesi ini akan dipimpin langsung oleh tetua adat yang dalam hal ini masyarakat biasa memanggilnya dengan sebutan Dukun Kampong Yang akan dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram (Tahun Baru Islam). Walaupun menurut Dukun Kampong selaku pemimpin prosesi adat ini, Selamatan Kampong boleh dilakukan di tanggal berapa saja selama masih dalam Bulan Muharram. Makna dari prosesi adat Selamatan Kampong adalah untuk menyelamatkan dan bersyukur terhadap Kampong/Desa atas keamanan dan ketentraman baik dalam dunia maupun ghaib. Selama prosesi masyarakat diwajibkan untuk menjaga ketertiban dan ketentraman Kampong dengan tidak boleh melaksanakan kegiatan yang bisa menimbulkan hingar bingar hingga 3 hari kedepan. Dukun Kampong akan membacakan doa di hadapan potongan daun neruse(Ganda Rusa) dan daun ati-ati yang telah dipotong kecil memanjang yang ditempatkan di dalam wadah bersama dengan masyarakat. Adapun makna dari penggunaan daun neruse melambangkan kepercayaan dari masyarakt secara turun temurun sebagai tanaman penangkal sihir, penyakit dan marabahaya. Sedangkan untuk daun ati-ati bermakna hati-hati dalam kehidupan, berbicara dan berbuat.

Secara umum prosesi ini dimulai dengan penyerahan potongan daun neruse dan daun ati-ati yang dipotong kecil dan memanjang dari masyarakat untuk dikumpulkan dalam satu wadah yang nantinya akan diritualkan oleh dukun kampong di kediamannya. Masyarakat akan menunggu hingga prosesi ini selesai untuk mengambil kembali potongan daun yang diserahkan tadi. Istilah “kesalan” disematkan untuk penyebutan potongan daun ini. Nantinya sesampainya di rumah kesalan ini akan dicampurkan dengan air untuk dipercikkan di anggota tubuh, rumah dan sekelilingnya sebagai ikhtiar adat terhindar dari marabahaya. Kemudian, Dukun Kampong akan melakukan ritual di hadapan kesalan yang telah dikumpulkan tadi. Wadah ini nantinya akan diasapkan diatas pendupaan yang disiapkan oleh dukun kampong dengan menaburi kemenyan yang telah dimantrai. Adapun makna dari penggunaan daun neruse melambangkan kepercayaan dari masyarakat secara turun temurun sebagai tanaman penangkal sihir, penyakit dan marabahaya. Sedangkan untuk daun ati-ati bermakna hati-hati dalam kehidupan, berbicara dan berbuat. Setelah ritual selesai dilanjutkan dengan pembacaan doa bersama yang biasanya akan dipimpin oleh tokoh agama yang hadir dalam prosesi adat ini. Di akhir prosesi, dukun kampong akan memberikan nasehat dan menjelaskan pantangan-pantangan yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu Selama prosesi adat Selamatan kampong hingga 3 (tiga) hari kedepan, masyarakat diwajibkan untuk menjaga ketertiban kampong dengan cara tidak boleh melakukan kegiatan yang akan menimbulkan kebisingan seperti bernyanyi, menyetel musik keras-keras, mengadakan hajatan dan mengenderai kendaraan bermotor yang memiliki suara knalpot yang nyaring. Prosesi adat Selamatan Kampong memiliki tradisi yang berbeda-beda antara satu kampung dengan kampung lainnya tetapi memiliki tujuan dan makna yang sama. Beberapa kampung lainnya di Pulau Belitong memiliki tradisi menyelenggarakan hiburan setelah ritual yang berbanding terbalik dengan pantangan diatas. Memang seperti itulah yang terjadi, keberagaman kebudayaan yang ada di Pulau Belitong sebagai penguat persaudaraan. Narasi diatas adalah gambaran selamatan kampong yang dilaksanakan di Desa Lalang Kecamatan Manggar Kabupaten Belitung Timur.

#

Kembali ke Budaya